Pemilu legislatif 2024 dari Tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Jember pada 14 Februari 2024 telah berlangsung. Dilanjutkan tahapan pileg berikutnya adalah 16 Februari – 2 Maret: Rekapitulasi dan penetapan perolehan suara di kecamatan. Sampai tahapan selesai di tanggal 6 Maret 2024: Pengumuman hasil rekapitulasi suara di tingkat kabupaten.
Pileg 2024 membawa harapan dari masyarakat Jember akan adanya dampak positif pada kemajuan Kabupaten Jember 5 tahun kedepan.
Bagaimanapun DPR merupakan bagian vital dari pembagunan Jember. Yang DPR RI membawa aspirasi Jember ke tingkat pusat, yang provinsi ke tingkat Jatim, yang DPRD Jember bahu membahu dengan Pemkab menyusun program pembagunan kabupaten beserta pengawasannya.
Harapan masyarakat Jember dalam bentuk suara itu kini telah diamanatkan pada penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPUD Jember dan Bawaslu Jember, untuk dihitung dan diawasi secara jujur dan adil sesuai peraturan kepemiluan.
Harapan masyarakat dalam bentuk keberpihakan suara di TPS tersebut tentu tidak lepas dari perjuangan para calon legislatif (Caleg) yang berupaya keras meyakinkan masyarakat Jember untuk menitipkan harapan pada caleg tersebut, dan perjuangan tersebut mungkin adalah salah satu pekerjaan paling rumit dan melelahkan, juga menelan biaya yang tidak sedikit.
Perjuangan para caleg tersebut bagaimanapun harus mendapat apresiasi, karena para caleg tersebut berkontribusi besar mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Tanpa peran para caleg tersebut, hampir bisa dipastikan angka golput akan semakin tinggi, mengingat kelelahan masyarakat untuk mempercayai pemilu adalah sarana untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Sebagai catatan banyak kalangan masyarakat merasa taraf hidupnya tidak berubah menjadi lebih baik dari pemilu ke pemilu.
Mengingat beratnya perjuangan para caleg tersebut, disinilah penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu) diuji integritas dan kapasitasnya dalam menyelenggarakan pemilu yang Jujur dan adil. Para caleg tersebut harus mendapat rasa aman bahwa perjuangannya tidak akan dipatahkan oleh praktik-praktik yang menciderai demokrasi, mereka harus dilindungi untuk mendapat hasil yang sesuai dengan beban perjuangannya.
KPU dan Bawaslu harus menunjukkan gestur sebagai garda terdepan penjaga demokrasi, yang bisa diandalkan untuk menjamin rangkaian tahapan pemilu dapat berjalan ideal, dalam rangka merawat kesehatan demokrasi nasional pada umumnya dan Jember pada khususnya.
Dengan begitu, para penyelenggara pemilu di Jember juga akan dikenang sebagai penjaga marwah demokrasi yang harum namanya, tanpa meninggalkan luka yang tidak perlu bagi segenap pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi, tanpa meninggalkan persoalan-persoalan yang akan menjadi preseden buruk dan beban demokrasi di Kabupaten Jember kedepannya.
Dan tidak kalah penting, pemilu harus menjadi pendidikan politik yang baik generasi milenial yang jumlahnya mendekati 60% di pemilu 2024 ini. Pemilu kali ini harus menimbulkan kesan positif bagi generasi muda, agar tidak menjadi contoh buruk yang akan ditiru oleh generasi muda kedepannya dalam berpolitik.
Meski ada beberapa kelemahan dalam distribusi surat suara yang tertukar dibeberapa dapil, dan beberapa keributan caleg yang sempat viral di media sosial. Kami Milenial di Jember masih menaruh harapan besar kepada penyelenggara, karena kerawanan pemilu sebagian besar bergantung bagaimana proses perhitungan suara dilaksanakan. Jika tahapan dan proses perhitungannya amanah, hampir bisa dipastikan pesta demokrasi ini berlangsung guyup dan menyejukkan.
Singkat kata, para caleg telah berjuang dengan segenap kemampuannya meyakinkan masyarakat, masyarakat telah mengamanahkan suaranya di TPS, kita berharap penyelenggara juga akan tampil sebagai garda penjaga demokrasi yang mumpuni, maka mudah-mudahan pemilu legislatif 2024 dapat diharapkan membawa banyak kemaslahatan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat Jember 5 Tahun Kedepan. Semoga.
Arief Ramadhany
Founder Komunitas Bebas Bergerak Jember
Ketua DPD KNPI Jember