Jember, kuasarakyat.com – sebanyak 12 mahasiswa difabel, mengikuti wisuda keempat untuk program diploma, sarjana, dan pasca sarjana, Universitas PGRI Argopuro (Unipar) di Gedung Serbaguna, Gor PKPSO, Kecamatan Kaliwates, Jember, Sabtu, (22/02/2025).
Mahasiswa tersebut berasal dari S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) prodi Pendidikan Luas Biasa (PLB) Unipar Jember.
Ahmad Fadli Kabiro Humas dan Kerjasama Unipar Jember mengatakan, selain 12 mahasiswa difabel tersebut, terdapat ratusan mahasiswa lain yang mengikuti wisuda.
“Dari wisuda yang kami laksanakan, yakni pada hari ini, terdapat 12 wisudawan disabilitas. Karena memang Unipar merupakan kampus yang ramah terhadap disabilitas, sehingga banyak mahasiswa kami berasal dari Aceh sampai Papua. Selain itu terdapat 628 mahasiswa lain,” ujarnya saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (22/02/2025).
Fadli juga mengatakan, sampai saat ini Unipar menjadi kampus dengan jumlah mahasiswa disabilitas terbanyak se-Indonesia, dengan total 280 mahasiswa.
“Kami berkomitmen untuk ramah terhadap disabilitas dan menjadi kampus yang inklusif, ketika beberapa perguruan tinggi lain menolak teman-teman disabilitas,” ungkapnya.
“Padahal, pendidikan merupakan hak dasar yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, termasuk pendidikan tinggi. Kami justru menginginkan teman-teman bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang kami berikan,” sambungnya.
Lanjut Fadli, terkait mahasiswa disabilitas tersebut, pihaknya pernah berkirim surat kepada Bapak Presiden RI ke 7 Joko Widodo melalui video pendek.
“Dan ternyata itu sampai pada presiden, sehingga ada Staf Khusus Presiden, Mas Billy Mambasar, juga hadir untuk mengonfirmasi kebenaran hal itu,” ujarnya.
Sementara itu Muhammad Roni, salah satu mahasiswa penyandang tunanetra yang saat itu mengikuti wisuda, mengaku senang. Pasalnya sejak SMA dirinya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Karena saya ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi agar saya ini bisa menjadi orang yang pintar dan sukses,” ungkapnya.
Mahasiswa asal Aceh tersebut, juga berencana melanjutkan pendidikannya ke jenjang pasca sarjana (S2) kelak.
“Yang penting kita harus semangat, jangan menyerah, meskipun cobaan itu berat. Yang penting kita semangat dan berdoa, pasti ada jalan keluar. Rencananya sih setelah lulus dari sini, saya kepingin bekerja sambil lanjut lagi ke S2,” ujarnya.
Ungkapan serupa juga di ucapkan oleh Nuri Harini mahasiswa penyandang tunanetra asal Banyuwangi. Dirinya juga mengaku, setelah lulus dari sini (Unipar) akan ingin mengajar di sekolah.
“Saya ingin mengabdikan di sekolah-sekolah. Setelah lulus, mungkin satu tahun setengah saya akan mencoba menikmati dunia kerja. Setiap manusia itu memiliki hak asasi masing-masing, termasuk kita, para disabilitas mempunyai hak untuk perlakuan sama, dalam berpendidikan dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Rio)