Bondowoso, kuasarakyat.com – Kenaikan harga kedelai berimbas pada produksi tahu di Kabupaten Bondowoso.
Naiknya harga kedelai yang sudah tembus Rp 11.500 per kilogram, membuat produksi tahu turun signifikan, akibat menurunnya permintaan dari pedagang eceran.
Djoni Soebrata, produsen tahu di Kelurahan Badean, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso menerangkan, harga kedelai terus naik hampir setiap hari.
“Kemarin harganya Rp 11 ribu per kilogram, hari ini sudah Rp 11.500. Kenaikan harga kedelai ini terjadi sejak sebulan lalu,” ungkapnya kepada kuasarakyat.com, Sabtu (26/2/2022).
Harga ini terbilang sangat tinggi dibandingkan harga normal yakni di bawah Rp 10 ribu per kilogram.
“Naik dari harga Rp 9 ribu, jadi Rp 10 ribu, lalu Rp 10.500, Rp 11.000 dan sekarang Rp 11.500 per kilogram,” sebutnya.
Pemilik UD Kurma ini telah memproduksi tahu sejak 1984 dan telah melalui beberapa gejolak ekonomi, termasuk krisis moneter tahun 1998 silam.
“Kenaikan harga kedelai memang berdampak, tapi kami tetap terus produksi. Solusinya, menaikkan harga jual,” tuturnya.
Harga jual tahu pun dinaikkan dari harga sebelumnya Rp 23 ribu per papan, menjadi Rp 24 ribu per papan.
“Pedagang tahu eceran menjualnya lagi dengan margin keuntungan rata-rata Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu per papan,” jelas Djoni.
Tak sampai di situ, naiknya harga jual tahu dari produsen juga membuat pedagang eceran mengurangi pembelian.
“Misal biasanya beli 5 papan jadi 3 papan per hari. Jadi produksi kami pun sekarang menyesuaikan,” katanya.
Setiap hari, UD Kurma bisa memproduksi 250 papan tahu, dimana per papan bisa dijual eceran menjadi 75 sampai 100 potong tahu.
“Sekarang produksi turun menjadi antara 200-230 papan per hari,” terangnya.
Djoni mengaku dengan biaya produksi tahu saat ini hanya sebatas break event point, namun ia tidak mengambil langkah ekstrem seperti melakukan efisiensi karyawan.
“Sebenarnya (keuntungan) gak nyucuk, tapi kami masih tetap berjuang untuk produksi. Karyawan kami 35 orang tetap bekerja seperti biasa,” paparnya. (ad/bs)