JEMBER, Kuasarakyat.com – Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KGBS) masih kerap terjadi di beberapa daerah. Bahkan, di Jember, pelaku kekerasan ini tak hanya dilakukan oleh warga biasa. Namun juga dilakukan oleh dosen hingga rektor.
Masalah Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) masih belum menjadi isu yang kerap diangkat oleh media maupun peneliti.
Untuk itu, Rutgers WPF Indonesia sebagai organisasi yang berfokus pada isu HKSR dan KBGS menggelar Rutgers Media Fellowship 2021. Program ini merupakan kelanjutan dari Rutgers Media Fellowship 2019 yang di selenggarakan bersamaan dengan acara International Conference of Indonesian Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) 2019 di Yogyakarta.
Tujuannya, jurnalis di tingkat nasional, sub-nasional, universitas, maupun komunitas agar ikut meningkatkan kesadaran Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi remaja di Indonesia.
Media massa memiliki peran penting dalam mempromosikan hak kesehatan masyarakat. mereka bertindak sebagai penghubung antara ahli kesehatan masyarakat dan masyarakat luas.
Rutgers Media Fellowship 2021 merupakan bagian dari serangkaian acara Pertemuan Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang akan diselenggarakan secara virtual pada tanggal 28 Juni, 2021 sampai 30 Juni, 2021.
Penerima Media Fellowship adalah jurnalis dan penggiat Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dari Media Nasional, Media Sub-Nasional dan Media Komunitas. Diantaranya adalah Adhitya Ramadhan dari Kompas.
Ferdian Ananda dari Media Indonesia Tertiani Simanjuntak dari The Jakarta Post, Aditya Putrie dari Tirto.id, Ni Nyoman Suryaningsih dari DENPOST.ID, Ari Suryanto dari Radar Lampung, Nurul Hidayati dari Lombok Post Bagus Supriyadi dari KuasaRakyat.com, Tabayyun Pasinringi dari Magdelene dan Fadia Alaidrus dari Project Multatuli.
Kepala Perwakilan Rutgers WPF Indonesia Amala Rahmah, mengatakan pengetahuan adalah kuasa. Media adalah entitas yang kuat untuk mempengaruhi dunia. Ketika keduanya digerakkan oleh anak muda, maka harapan perubahan besar terbentang didepan untuk kesejahteraan generasi selanjutnya.
Rutgers Indonesia mempertemukan ketiganya di dalam satu forum dialog antara peneliti, pekerja media dan anak muda dari berbagai latar belakang yang terseleksi.
“Mempertemukan ketiga pihak ini bukanlah sekedar tentang penyelenggaraan kegiatan, tetapi adalah sebuah proses mengelola ilmu pengetahuan yang ilmiah, cenderung eksklusif, menjadi sesuatu yang inklusif dengan bahasa yang sederhana, mudah diakses dan mudah dipahami,” kata dia Sabtu (26/6/2021).
Dia mengatakan proses mendampingi anak muda dalam memahami inti Kesehatan Reproduksi, Hak Seksualitas, dan Keadilan Gender ini akan terus dilakukan sepanjang lima tahun mendatang hingga 2025.
Sejumlah kegiatan yang dilakukan mulai daria Power to Youth, Generation Gender dan Righ Here Right Now II. Progaram ini akan memastikan inklusifitas pengetahuan dapat dilakukan terus menerus melalui berbagai jalur yang sesuai dengan kekayaan yang dimiliki anak muda di Indonesia. (Bs)