Geliat Kebangkitan Pengusaha Perempuan, Melawan Stigma hingga Cibiran Tetangga

Comment832 views
  • Share

Jember, kuasarakyat.com – Sejumlah pengusaha perempuan mulai bermunculan di Kabupaten Jember Jawa Timur. Mereka mengawalinya dari membangun usaha mikro kecil menengah (UMKM). Mulai dari kerajinan batik, kuliner dan lainnya.

Tak mudah bagi para perempuan itu untuk merintis sebuah usaha. Sebab, mereka harus melawan stigma, diantaranya perempuan harus bekerja di dapur untuk melayani kebutuhan keluarga serta tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar.

Tak hanya itu, para perempuan juga harus bergerak melawan akses yang terbatas. Seperti melawan jarak yang tidak terjangkau sarana prasana yang baik hingga membangun jejaring sendiri.

Seperti kisah yang dialami oleh Vivin Rofiqoh Dusun Sumberpinang Desa Tegalwaru Kecamatan Mayang. Perempuan tersebut merintis kerajinan batik dari pelosok desa.

“Awalnya saya diremehkan oleh tetangga sekitar, mereka tidak yakin berhasil,” kata Vivin pada Kuasarakyat.com Sabtu (30/7/2022).

Namun dirinya tetap mencoba walaupun mendapat cibiran dari sejumlah kalangan. Kesukaannya pada menggambar mengantarkannya menjadi seorang pengrajin batik.

Dia merintis semua itu dari halaman rumahnya yang sempit. Membangun jejaring dari media sosial facebook, seperti membeli bahan batik hingga memasarkan.

“Awalnya saya cari grup-grup pengusaha batik di facebook,” tambah dia.

Lama kelamaan, dia mulai menemukan penyuplai barang untuk membatik. Seperti kain, canting, pewarna dan lainnya.

Dia mengajak beberapa saudaranya untuk ikut membantu. Pelan tapi pasti, dia terus berupaya membangun usahanya dari nol sejak 2016 lalu.

“Dapat sekitar setahun, saya sempat down karena tidak ada dukungan dari lingkungan sekitar,” papar dia.

Terutama orang-orang yang mencibirnya, mulai dari kualitas batik hingga pemasarannya. Namun, dia menguatkan diri terus merintis usaha batiknya. Hasilnya, batik itu sudah dipamerkan di berbagai daerah di Indonesia.

“Kalau ada pameran yang diselenggarakan pemerintah, saya ikut, dari situ dikenal,” tambah dia.

Selain itu, dia juga sudah menjual produk kain batiknya melalui media sosial serta marketplace. Baginya, apa yang dirintisnya merupakan perjuangan yang tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Sekarang, Vivin sudah memiliki 10 karyawandengan omset sebulan bisa mencapai puluhan juta.

Sukses Jadi Pengusaha Kuliner

Tak hanya Vivin, Pengusaha kuliner yang juga sukses adalah Exsi Dwiyanti, warga Jalan Pandjaitan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari.

Dia memulai merintis usaha kuliner dari dapurnya ketika berhenti dari tempatnya bekerja di rumah sakit 2015 lalu. Awalnya, hanya melayani pesanan makanan sesuai dengan permintaan. Namun ternyata, banyak yang tertarik dengan masakah miliknya.

Dia tak menyangka warung emak miliknya bakal disenangi oleh para pembeli. Padahal, awalnya hanya untuk mengisi kesibukan setelah berhenti bekerja. Selain itu, juga untuk mengembangkan bakat memasak yang dimilikinya.

“Saya tidak bisa kalau hanya diam saja di rumah,” jelas dia.

Lalu pada tahun 2017, Exsi menjual makanan melalui secara online, seperti melalui aplikasi go food. Sambutan pembeli sangat banyak, akhirnya dia pindah dari dapur rumahnya dengan menyewa sebuah ruko kecil.

Ketika buka, peminat cukup tinggi hingga tidak cukup tempatnya. Akhirnya dia memakai tempat yang lebih besar. Sekarang, dia sudah memiliki cabang di Malang.

Sekarang, pekerja yang ada di warung emak sudah mencapai 15 orang. Sehari, Exsi mampu menjual sekitar 1.500 porsi makanan. Tak heran, omzet kotor yang dicapai setiap harinya bisa mencapai Rp 20.000.000.

Peluang Bagi Perempuan Semakin Terbuka

Dua kisah di atas hanyalah sebagian dari cerita perempuan yang sukses membangun sebuah usaha dari nol. Perempuan memiliki peluang yang sama untuk membangun, berbisnis dan memberikan manfaata pada orang lain.

Aktivis perempuan sekaligus direktur pasar kita Jember Sri Sulistyani mengaku selama ini, sektor bisnis cenderung dikuasai oleh para lelaki. Akibatnya, banyak permepuan yang susah untuk terjun ke dunia bisnis.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, semakin terbukanya akses informasi, banyak perempuan yang mulai masuk ke dunia bisnis.

“Ketika sebuah keluarga terdesak ekonominya, maka perempuan hadir mengambil peran sebagai solusi ekonomi,” kata Sulis, pendiri pasar kita, sebuah wadah untuk menampung usaha perempuan yang termajinalkan.

Menurut dia, permepuan berusaha semampunya untuk menyelamatkan perekonomian keluarga. “Sekarang bisnis umkmnya, 99 persen umkm perempuan,”tambah dia.

Namun sektor UMKM itu terus bergerak menjadi bisnis yang berkembang dengan skala besar. Seperti bisnis batik hingga kuliner berjejaring.

Hanya saja, lanjut dia, ada beberapa sektor bisnis yang masih belum banyak dilakukan perempuan. Seperti bisnis property yang besar, bangun jalan told an lainnya.

Selain itu, lanjut dia, ada akses yang bisa didapatkan untuk mengembangkan bisnis, seperti pinjaman modal, pengurusan izin, peningkatan mutu dan pemasaran.

“Kelompok marjinal selama ini bisa mendapatkan akses, terutama pemassaran. Itu bisa dukungan pertama terbukanya pasar,” pungkas dia.

Writer: Supriadi
Comment832 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.