Jember, Kuasarakyat.com – Pasca diguyur hujan selama beberapa hari terakhir, nasib petani tembakau yang lahannya terendam air hujan, nampaknya bertambah rugi. Karena usia tanaman tembakau yang rata rata masih muda yakni 40 sampai 50 hari.
Ratusan hektar sawah tembakau yang ada di kecamatan Ambulu dan Wuluhan saja itu sudah bisa mengalami kerugian yang angkanya fantastis.
Hal ini disampaikan oleh salah satu petani tembakau asal Ambulu, Habib yang sawahnya ikut terendam air di wilayah Desa Sabrang Kecamatan Ambulu beberapa waktu yang lalu.
Habib mengatakan bahwa estimasi luasan lahan saja ratusan hektar dengan kerugian petani yang mencapai 30 sampai 40 juta perhektar, belum lagi uang sewa dan harga tembakau tidak menentu.
“Saya kebetulan sewa mas lahan tembakaunya, kalau dibuat 500 hektar saja dengan kerugian per hektar mencapai 30 juta saja, apa ndak kerugian mencapai 150 milyar mas. Saya masih berupaya ini untuk menyedot air yang ada dilahan dengan pompa diesel agar masih bisa diselamatkan,” kata Habib petani tembakau Ambulu.
Habib menambahkan jika cuaca masih seperti ini, otomatis dirinya akan pasrah membiarkan tanaman tembakaunya rusak. Dan kemudian akan menanam kembali jika cuaca sudah agak bersahabat.
“Kami pasrah mas, jika cuaca gak bersahabat dan terus hujan. Kami mundur sudah, apalah daya kami gagal mempertahankan tanaman kami. Kami berupaya akan menanam kembali mas, tapi ndak tau uang darimana,” timpanya.
Sementara itu petani tembakau senior, Ponimin Tohari mengatakan bahwa ini ujian berat bagi petani tembakau. Setelah dua tahun mati suri akibat pandemi covid 19, harus menghadapi cuaca yang ekstrim.
“Tanaman tembakau itu kalau cuman satu hari terendam air gak jadi masalah bagi petani, lha ini sudah tiga hari terendam otomatis mulai dari batang hingga daun pasti membusuk. Kami sudah gak bisa berkata kata apa lagi, selain berdoa supaya gak bertambah parah,” kata Ponimin Tohari petani tembakau senior. (Gusti)
