Tandas Yang Menyesatkan

Comment225 views
  • Share

Oleh Moch Eksan

Selepas landing di Bandara Internasional Kuala Lumpur, rombongan yang dipimpin oleh Sekretaris Wilayah DPW NasDem Jawa Timur Drs H Aminurrahman M.Si, langsung menuju tempat makan siang di sebuah restoran terkemuka di Malaysia.

Rombongan dijamu oleh Ketua DPW NasDem Jatim, Lita Machfud Arifin beserta Irjen Polisi (Purn) Machfud Arifin, anggota Komisi XIII DPR RI yang sekaligus Dewan Pertimbangan DPP NasDem.

Tak absen juga, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP Partai NasDem, Dr Dossy Iskandar, M.Hum, turut berbaur bersama makan siang di Pelita Nasi Kandar.

Sekadar untuk diketahui, Pelita Nasi Kandar merupakan jaringan restoran terbesar di Malaysia. Kantor pusatnya berada di Taman Chai Leng, Perai, Pulang Pinang. Rumah makan ini memiliki 28 gerai. Selain outletnya ada di Kuala Lumpur, juga ada Chinnai dan India.

Selesai makan siang di Bilik Berhawa Dingin atau Ruang AC dari restoran tersebut, rombongan melanjutkan city tour ke Dataran Merdeka, yang beralamat di Pusat Kota Kuala Lumpur, 50050 Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Rombongan mengexplore tempat bersejarah bagi kemerdekaan Malaysia ini dari berbagai sudut. Ada yang melakukan swafoto dengan kamera ponsel sendiri. Ada pula yang melakukan sesi foto bersama dengan angle Bangunan Sultan Abdul Somad atau tiang bendera yang jadi saksi penurunan bendera Union Jack.

Union Jack atau Union Flag adalah bendera nasional Imperium Britania Raya. Bendara ini mulai dipakai pada 1601 yang merupakan gabungan dari bendera Inggris dan Skotlandia. Inti warna dan gambar pada bendera merepresentasikan salib Santo Georgius dan Santo Andreas.

Puas melakukan foto-foto, rombongan melanjutkan city tour ke Suria KLCC, di Pusat Kota Kuala Lumpur, 500088 Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur. Suria KLCC ini merupakan pusat perbelanjaan berlantai 6 yang menawarkan butik desainer dan restoran internasional. Termasuk ISETAN.

Sekadar informasi, ISETAN adalah jaringan departement store yang berkantor pusat di Shinjuku Tokyo Jepang. Jaringan ini memiliki cabang di seantero Negara Samurai dan negara di Asia Tenggara. Seperti Jakarta, Jinan, Kuala Lumpur, Selangor, Shanghai, Singapura, Surabaya,Tianjin, Bangkok, Hongkong, Kaohsiung, London dan Vienna.

Di Suria KLCC, rombongan berada cukup lama, mulai jam 18.00 sampai jam 21.00 waktu setempat. Para anggota rombongan berkelompok dalam jumlah 4 sampai 6 orang. Ada yang berburu diskon. Ada selfie dengan berbagai spot instagramable. Ada mojok ngopi kedai UMKM Malaysia dan seterusnya.

Pada saat waktu menunjukkan jam 21.00 waktu Kuala Lumpur, saya, Khusnul Arif, Oni Mahardika, dan Sutikno yang mojok di lantai dasar komplek di bawah Menara Kembar Petronas, bergerak ke titik kumpul awal.

Saya dan Kakak Tik diminta oleh Kakak Pipin dan Oni untuk menunggu di pintu gedung Suria KLCC. Dua kakak fungsionaris DPW ini pamit ke Tandas. Suatu kata persepadan dari kata toilet atau kakus atau jamban atau kamar mandi dalam ragam penghafalan bahasa.

Tak kurang 20 menit, Kakak Pipin dan Oni tak nongol-nongol. Kakak Tik bilang ke saya, ‘Kok lama iya wong cuma ke Tandas. Jangan-jangan mengkandaskan diri dua kakak ini”. Ternyata benar, mereka malah sudah bertemu dengan anggota rombongan lain dan sudah naik mobil Hiace.

Saya dan Kakak Tik kehilangan kontak tak kurang dari 30 menit dengan rombongan. Mereka mengontak kami tak nyambung. Dan kami juga kontak, sama tak nyambung pula. Sebab, HP kami belum diroaming. Lupa kalau Suria KLCC ini bukan Mall Tunjungan Plaza atau Galaxy Mall Surabaya yang tak butuh data raoming.

Setelah data roaming saya aktif, saya coba kontak Fikri sang fotografer andalan NasDem Jatim. Dan Puji Tuhan, nyambung. Walau sebelumnya mobil rombongan sudah berputar berkali-kali mencari kami berdua yang terpencar .

Usut punya usut, kami berdua salah pintu. Yang benar adalah pintu masuk ada papan reklame yang bergambar jam rolex. Pintu ini letaknya tak jauh dari pintu kami berdua menunggu kakak Pipin dan Oni ke Tandas. Betul-betul Tandas yang menyesatkan.

Saya lega setelah bertemu dengan rombongan. Hari pertama di Ibu Kota Malaysia ini menyisakan kisah konyol sebagai pelancong yang tak sadar bila dirinya berada di negeri orang. Kuala Lumpur itu bukan Surabaya, dan Surabaya juga bukan Kuala Lumpur.

Yang membuat saya bangga, ternyata Suria KLCC sebagai pusat perbelanjaan kelas dunia tak lebih besar dari TP Mall yang menjadi pusat perbelanjaan arek Suraboyo. Betapapun negeri orang lebih baik, negeri sendiri masih jauh lebih baik.

Kami bukan penganut madzhab “rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri”. Tapi, kami anak Indonesia punya jargon seperti kata Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, “Right or Wrong, My Country (Benar atau salah, adalah negaraku)” pada perang dunia 1.

Atau seperti yang diucapkan oleh Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, “Right or Wrong is My Country (benar atau salah adalah negaraku)” pada perang dunia 2.

Dua jargon pemimpin dunia di atas sejatinya merupakan kata motivasi untuk membangkitkan jiwa patriotisme Amerika dan Inggris dalam menghadapi perang dunia. Kata ini masih relevan menghadapi cyberwar dalam benturan peradaban manusia. Termasuk juga bagi anak Indonesia.

Moch Eksan adalah Pendiri Eksan Institute

BACA JUGA : https://kuasarakyat.com/bara-pan-malaya/

Comment225 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.