Probolinggo,kuasarakyat.com-Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (UKM MATAN) Universitas Nurul Jadid mengadakan Suluk Matan dengan tema “Menggapai Cinta Ilahi melalui Thoriqoh” pada hari Kamis tanggal 07 Maret 2024 yang bertempat di Mushola KH. Zaini Mun’im Universitas Nurul Jadid.
Kegiatan perdana ini dimulai sekitar pukul 08.30 WIB yang menghadirkan KH. Zainul Mu’in Husni selaku salah satu dosen sekaligus pengasuh pondok pesantren di daerah Situbondo sebagai penyaji, dan acara tersebut dimoderatori langsung oleh Ustad Mohammad Jasri Ahyak, salah seorang Pembina UKM MATAN.
Selain menampilkan Ikhwan MATAN, acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari setiap organisasi kemahasiswaan yang ada di Universitas Nurul Jadid, mulai dari pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa bahkan juga pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
Menurut Ketua UKM MATAN, Mohammad Irfan Aminullah, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya pengenalan thoriqoh di kalangan mahasiswa dan juga sebagai bentuk silaturahmi antara pengurus MATAN dengan pengurus dari organisasi intra ataupun ekstra, meskipun yang dapat hadir masih sangat terbatas.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Zainul Mu’in banyak menyampaikan motivasi kepada para hadirin tentang pentingnya thoriqoh bagi semua kalangan, termasuk pelajar. Menurut beliau, tidaklah cukup jika hanya mengembangkan intelektual tetapi juga sangat penting untuk mendalami spiritual agar dapat menyeimbangkan antara pola berpikir dan juga dzikir.
Beliau juga menguraikan tentang thoriqoh itu sendiri, “Tarekat atau tasawuf adalah penghayatan terhadap ihsan, yaitu upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT seolah-olah dapat melihat-Nya, namun jika tidak memungkinkan cukup dengan menghadirkan Allah dalam setiap ibadah yang dilakukan”, dawuh pesantren tersebut.
Dengan terlaksananya kegiatan tersebut diharapkan agar mahasiswa dapat memahami thoriqoh dengan baik dan sesuai dengan arahan dari para ulama terdahulu, karena merupakan suatu keharusan bagi seorang hamba agar dapat menjalani hubungan baik dengan Allah dan sesama dengan seimbang.