Jember, kuasarakyat.com – Bagi anda penggemar maupun penghobi tanaman hias jenis bonsai, alangkah baiknya jika mampir ke ‘Kampung Bonsai’ yang ada di Lingkungan Tegalboto Kidul Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Jember atau tepatnya di RT 2 dan RT 35.
Di kampung yang hanya berjarak ratusan meter dari gedung DPRD Jember ini, berbagai ratusan jenis pohon bonsai tertanam rapi menghiasai gang-gang dan halaman rumah warga, sedikitnya ada 30 rumah yang membudidaya tanaman hias bonsai, bahkan dikampung ini juga terbentuk komunitas pecinta Bonsai dengan nama Jember Bonsai Community (JBC).
Untuk menuju kampung bonsai, dari gedung DPRD Jember, anda cukup berjalan kaki ke arah barat, atau tepatnya di jalan Bengawan Solo, disitu anda akan menemukan tanda berupa pintu masuk gang dengan tulisan besar Jember Bonsai Community (JBC).
Saat masuk ke dalam gang tersebut, anda akan ‘disambut‘ dengan hiasan berbagai jenis tanaman bonsai, seperti Bougainville, Arabika, Beringin, Mangrove, Asam, Sancang, Dewandaru, Delima dan Blueberry.
“Kampung bonsai ini sudah ada beberapa tahun lalu, seiring dengan banyaknya warga yang menanam bonsai akhirnya kami membentuk komunitas dengan nama Jember Bonsai Community atau JBC pada 22 Juli 2022 lalu, dengan jumlah anggota 25 orang, ujar Agus Prajitno selaku ketua JBC Senin (4/10/2021).
Agus berharap, dengan adanya komunitas JBC, bisa menjadi wadah bertukar informasi tentang jenis tanaman bonsai dan juga untuk memudahkan memasarkan tanaman bonsai.
“Kami ingin dengan wadah JBC ini, para penghobi dan pecinta bonsai bisa saling bertukar informasi maupun dalam pemasarannya, bahkan kami berencana menggelar event untuk memperkuat identitas kampung bonsai, ya semacam Sunday Market lah, agar anggota JBC bisa mendisplay tanaman bonsai nya,” beber Agus.
Agus juga menceritakan, bagaimana awal terbentuknya kampung bonsai di Lingkungan Tegalboto Kidul ini, dimana semua bermula saat dirinya mancing ikan di sungai Bedadung yang ada di belakang rumahnya, saat itu dirinya menemukan tanaman yang agak unik, kemudian dibawa pulang untuk ditanam dirumahnya dan dipelajari sehingga terbentuk tanaman bonsai.
Sejak saat itu, banyak tetangganya yang ikut ikutan untuk berburu tanaman dipinggir sungai bedadung, sehingga warga sekitar menyebut tanaman bonsai dengan istilah ‘Barang kali‘ atau barang sungai.
Kini dengan terbentuknya wadah JBC, pihaknya mengajak anggota JBC untuk meningkatkan skill dengan cara belajar bersama dalam merangkai tanaman bonsai, sehingga bisa menghasilkan bonsai berkualitas dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga sekitar.
“Bagi siapapun yang ingin belajar tentang bonsai atau ingin menjadi pebonsai, mau beli bonsai, langsung datang saja kemari, bisa sharing sambil ngopi ” ujar Agus.
Tidak sekedar menghiasi gang dan halaman rumah, beberapa tanaman bonsai juga dijual dengan harga bervariatif, mulai dari Rp. 50.000 hingga puluhan juta rupiah tergantung dari proses pembuatannya, keindahannya, dan bahan pembuatannya. (Bryan/Ma)