“Merentangkan Jembatan Antara Roja’ dan Khouf”

Comment761 views
  • Share

Probolinggo, Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa Universitas Nurul Jadid,Kembali menggelar Kuliah Tasawuf Ke-8 pada tanggal 22 Februari 2024,dengan Tema “Mengenal Maqomat dan Ahwal Part 4”. Acara ini diselenggarakn secara Luring dan Daring yang diikuti oleh Mahasiswa Universitas Nurul Jadid dan umum. Luring dilaksanakan dimusholla Riyadus Sholihin untuk Putera dan di masing-masing wilayah untuk puteri dan umum yang tidak bisa hadir secara luring difasilitasi daring melalui Channel Youtube Universitas Nurul Jadid.


KH. Moh. Zuhri Zaini dalam kuliahnya menyampaikan pemahaman mendalam mengenai dua konsep yang tak terpisahkan dalam kehidupan, yakni roja’ (harapan) dan khouf (ketakutan). Dengan bahasa yang lugas namun dalam, beliau memberikan analogi yang menggambarkan kedua konsep tersebut dengan jelas.
“Dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yakni roja’ dan khouf. Roja’ itu artinya harapan. Sedang khouf itu –kalau arti harfiahnya- ketakutan. Karena kalau roja’ saja dapat mengakibatkatkan optimisme dan kita jadi lengah. Begitupula sebaliknya kalau kita dihantui dengan kekhawatiran, maka kita tidak berani melangkah dalam hidup. Sama dengan orang naik sepeda motor ke Surabaya, kalau dia penakut: Takut kecelakaan, padahal di jalan aman-aman saja. Asal hati-hati insyaallah selamat. Tapi karena takut, akhirnya tidak berangkat,” ungkap KH. Moh. Zuhri Zaini.
Dalam kesempatan tersebut, K.H. Moh. Zuhri Zaini juga berpesan bahwa dalam menjalani kehidupan, kita perlu menyeimbangkan antara khouf dan raja’.
“Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa tauhid merupakan jalan menuju kebahagiaan dan keselamatan hidup. Namun, meskipun jalannya sudah baik, kita sebagai manusia yang menjalaninya belum tentu aman-aman, sehingga perlu merasa khouf (ada kekhawatiran).
Sebaliknya, jika terperosok dalam dosa-dosa, kita tetap harus memelihara harapan. Dan bagaimana cara untuk memperoleh rahmat dan ampunan Allah SWT? Tentu dengan bertaubat. Bukan hanya berharap ampunan tanpa berusaha meninggalkan dosa-dosa. Itulah yang disebut sebagai harapan yang nyata dan berbuah dalam taubat yang tulus,”.

Comment761 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.