Pekerja Migran Yang Berhasil Dipulangkan Gus Fawait Tiba di Jember

Comment408 views
  • Share

Jember, Kuasarakyat.com – Hanifah (35) salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) Arab Saudi asal Dusun Sumbersari Desa Kemuningsari Lor Panti Jember, yang sebelumnya viral di tiktok bersama Siti Khoiriyah PMI asal Kecamatan Mayang, Selasa (8/1/2025) malam sekitar pukul 09.30 WIB akhirnya tiba dan disambut oleh keluarga dirumah.

Sebelum tiba dirumah, kedatangan Hanifah dari Surabaya ini disambut oleh sejumlah relawan dan juga tim dari Bupati Jember terpilih Muhammad Fawait atau Gus Fawait di Kecamatan Rambipuji, diantaranya H. Kamiludin kades Sidomulyo Silo, Dima Ahyar, Nono Sampono, Ibu Kartika, Ibu Yayuk, Disnaker Pemkab Jember, Baret Rescue, relawan IWJ, dan beberapa relawan lainnya, sebelum akhirnya diantarkan ke rumahnya.

“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa pulang ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarga, saya sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo, bapak Sufmi Daaco, Gus Fawait, pak Bambang Hariyadi, mas Kawendra, dan teman teman relawan yang telah membantu kepulangan saya,” ujar Hanifah saat tiba dirumah.

Hanifah menceritakan, bagaimana dirinya yang sudah 4 bulan lebih berada di Arab Saudi, dan sempat bekerja selama 1 bulan, terpaksa minta dipulangkan ke Bupati terpilih Gus Fawait, karena selama berada di penampungan, dirinya merasakan seperti hidup di neraka, dan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.

“Saya berangkat melalui penyalur PMI di Lumajang, awalnya pihak penyalur menyampaikan ke saya, kalau nanti saya akan langsung dipekerjakan, setiba di negara tujuan, tapi sampai di arab, ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan,” cerita Hanifah.

Menurut Hanifah, saat tiba di negara tujuan, dirinya ditempatkan di penampungan terlebih dahulu oleh pihak penyalur, dimana penampungan tersebut berisi ratusan PMI dari berbagai daerah di Indonesia.

Tidak hanya itu, kondisi di penampungan, menurutnya seperti hidup di neraka, karena para pekerja migran diperlakukan tidak manusiawi, seperti pembiaran pada mereka yang sakit tanpa ada bantuan medis, sampai tidur harus berjejalan dalam satu kamar seperti penjara.

“Tempat penampungannya sangat memprihatinkan, saya harus tidur di emperan, ada juga yang tidur di tangga, karena bangunan yang tidak terlalu luas, tapi di isi oleh ratusan migran, selain itu, kami juga tidak diperbolehkan keluar, jadi seperti di penjara,” ujarnya.

Dirinya juga menceritakan, bagaimana saat dipenampungan ada pekerja migran yang sakit, pihak penyalur sama sekali tidak peduli, sehingga sesama pekerja akhirnya bahu membahu merawat mereka yang sakit.

“Selama di penampungan, saya pernah merawat teman dari daerah lain yang sakit selama 2 bulan, mulai dari memandikan, membersihkan kotoran saat Pup (buang air besar), pihak penyalur sama sekali tidak mau tahu,” kenangnya.

Dari dirinya yang telaten merawat temannya yang sakit itulah, ia akhirnya mendapatkan majikan untuk bekerja, itupun hanya di kontrak selama satu bulan.

“Saya sempat mendapat majikan dan bekerja dan dikontrak selama satu bulan, tapi saat mau diperpanjang oleh majikan saya, pihak PT (penyalur) menaikkan harga kontrak, sehingga saya dikembalikan ke penyalur, disitu saya merasa seperti diperdagangkan,” kenangnya.

Ketika dikembalikan ke penampungan, dirinya kebetulan bertemu dengan Siti Khoiriyah PMI yang juga asal Jember yang bernasib sama, akhirnya keduanya berinisiatif untuk pulang ke Indonesia dan minta bantuan ke Gus Fawait melalui video.

“Saat itu, saya bersama teman saya, bertekad untuk pulang ke Indonesia, dengan membuat video meminta bantuan ke Gus Fawait, kemudian saya kirim ke teman saya yang ada di Jember, saya gak nyangka kalau akhirnya viral, ada rasa malu, tapi kami lakukan, karena memang kondisi yang mengharuskan, dan kami tidak tahu harus minta bantuan ke siapa lagi,” jelasnya.

Dirinya juga menyadari, bahwa apa yang sudah dilakukan, dengan berangkat bekerja menjadi PMI secara ilegal adalah sebuah kesalahan, hal ini karena ketidak tahuan dirinya, sehingga merepotkan semua pihak.

“Saya benar-benar menyesal berangkat secara ilegal, karena ketidak tahuan saya, saat saya menerima pasport pertama kali, saya mengira itu sudah resmi, dengan penuh penyesalan, saya minta maaf sudah merepotkan semua pihak, saya tidak menyangka jika kepulangannya seperti ini,” sesalnya.

Pihaknya pun berpesan, agar apa yang sudah dialami oleh dirinya ini, tidak dialami oleh yang lainnya, terutama mereka yang nekat mau bekerja di luar negeri, dan jangan tergiur upah yang besar.

“Saya berpesan kepada teman teman dan juga semuanya yang mau bekerja ke luar negeri, agar dipikirkan kembali, terlebih berangkatnya melalui jalur ilegal seperti saya, sangat tidak nyaman dan tersiksa, kalaupun terpaksa harus kerja ke luar negeri, lebih baik berangkat melalui jalur yang resmi dari pemerintah,” ujarnya.

Sementara H. Kamiludin mewakili Bupati terpilih Muhammad Fawait atau Gus Fawait, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa apa yang sudah disampaikan dan diceritakan oleh Hanifah, agar diambil hikmahnya oleh masyarakat Jember.

Jangan sampai mereka yang berniat bekerja ke luar negeri, melalui jalur non prosedural, karena apa yang dialami oleh Hanifah ini, bisa jadi dialami oleh yang lainnya, bahkan bisa jadi lebih parah nasibnya, karena tidak sedikit mereka yang pulang dalam kondisi sakit, atau bahkan tinggal nama.

“Oleh karenanya, kami berpesan kepada masyarakat Jember yang mau menjadi PMI, agar melalui jalur resmi dan prosedural, agar apa yang dialami oleh mbak Hanifah, menimpa yang lainnya, beruntung mbak Hanifah bisa pulang dalam keadaan sehat, sebab ada juga yang pulang dalam kondisi sakit, tentu ini akan menyusahkan keluarganya juga,” jelasnya.

Mas Kades, sebutan H. Kamiludin juga menyampaikan, bahwa kedepan Pemerintah Kabupaten Jember, akan membekali warga Jember yang akan menjadi Pekerja Migran dengan skill dan juga ketrampilan yang mumpuni.

Tidak hanya itu, selain memberikan ketrampilan kepada calon pekerja migran, pemerintah juga akan memberikan perhatian kepada keluarga pekerja, terutama anak-anaknya untuk mendapat beasiswa.

“Insya Alloh, kedepan Pemerintah akan memberikan pelatihan dan ketrampilan kepada warga Jember yang akan menjadi pekerja migran, selain itu, untuk anak-anaknya juga akan diberikan beasiswa baik yang sekolah SD, SMP, SMA maupun yang kuliah,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hanifah bersama dengan Siti Khoiriyah asal Kecamatan Mayang, videonya sempat viral di salah satu akun media sosial Tik Tok. Dalam video yang berdurasi 02 menit 01 detik, keduanya meminta bantuan kepada Gus Fawait untuk dipulangkan ke Indonesia.

Keduanya mengaku sudah 4 hingga 6 bulan tidak bekerja dan nasibnya tidak jelas. Keduanya memohon kepada Calon Bupati Terpilih Muhammad Fawait atau Gus Fawait untuk memulangkan keduanya.

Menanggapi hal tersebut, Muhammad Fawait langsung bergerak cepat, berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui anggota DPR RI.

“Mendapatkan video itu, maka saya segera berkoordinasi, segera bergerak secara cepat untuk menghubungi pemerintah pusat. Saya menghubungi Bang Kawendra, dan menghubungi Mas Bambang Haryadi, anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra,” kata Gus Fawait, Kamis (02/01/2025).

“Alhamdulillah, beliau-beliau merespon dan mengarahkan saya untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak kementerian, yaitu kementerian B2MI,” imbuhnya.

Kemudian atas perjuangan Gus Fawait, sehingga mampu mengatur proses kepulangan dua PMI asal kabupaten Jember tersebut.(Ma)

Comment408 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.