Corak pembaruan dan Modernisasi merupakan warna muhammadiyah sebagai salah satu Organisasi besar di Indonesia. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan bagian upaya media dakwah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dakwah Amar ma’ruf nahi munkar bisa ditafsirkan sebagai titik humanitas gerakan, pedoman Teologi Al-Ma’un yang merupakan landasan berangkatnya niat dalam setiap langkah menjalankan misi kemanusiaan dan juga meningkatkan kesejahteraan umat.
Teologi Al-Maun kemudian diterjemahkan menjadi pilar-pilar kerja Muhammadiyah. Berdasarkan teologi Al-Ma’un, Muhammadiyah menetapkan tiga pilar kerja, yakni kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial. Surah Al-Maun juga menegaskan bahwa praktik-praktik ritual keagamaan menjadi tidak berarti apabila para pelakunya memilih untuk berdiam diri apabila melihat masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Sebagai cerminan pendidikan muhammadiyah yang humanis, maka muncullah variasi lembaga pendidikan, kepemimpinan yang kolegial dan pola hubungan pimpinan dan yang dipimpin, hubungan antara pergutuan tinggi dan masyarakat dengan landasan gerakan teologi akan menjawab kondisi sosial.
Teologi Al-Maun berakar dari tafsir terhadap intisari Surah Al-Maun. Surah Al-Maun mengajarkan umat Islam untuk selalu berbuat amal sosial. Bahkan, Surah Al-Maun dengan tegas menyebut bahwa mereka yang mengabaikan anak yatim dan tak berusaha mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sebagai pendusta agama.
Mengungkapkan teologi Al-Maun, KH Ahmad Dahlan semakin kontekstual apabila diterapkan pada era saat ini. Dalam pemikiran teologi Al-Maun, orang yang tidak memberi makan orang miskin saja celaka, apalagi orang yang merampas kedaulatan, keadilan dan hak-hak orang-orang kecil.
Kebebasan sebagai nilai humanisme ditujukan untuk menjamin hak manusia. Esensi dari nilai humanisme adalah manusia yang merupakan makhluk mulia, berfikir, sadar akan dirinya sendiri berkehendak bebas, bercita-cita dan merindukan ideal dan bermoral.
Muhammadiyah mengharapkan agar amal usaha di bidang pendidikan dapat mencerminkan komponen pendidikan islam sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendirinya, yaitu melaksanakan komponen pendidikan sebagai ruang aktualisasi sumberdaya manusia.
Sebagai pembeda dan identitas, muhammadiyah melaksanakan pendidikan agama islam yang luas dan mendalam meliputi tauhid, ibadah, akhlak dan ilmu dalam pendidikan islam, serta kemuhammadiyahan.
Humanisasi berakar dari keunikan personalitas. Perlu perenungan untuk bersikap arif, mengabaikan kemanusiaan dan bentuk penyeragaman, metode yang tidak memberikan peluang terhadap tumbuh dan berkembangnya potensi manusia merupakan akar dari dehumanisasi.
*M Yayan, Presiden Mahasiswa UM Jember