Kisah Sarjana Ilmu Komunikasi yang Menjadi Terapis Bekam

Comment1,467 views
  • Share

Jember, kuasarakyat.com – Banyak pemuda menempuh pendidikan tinggi dan bergelar Sarjana dengan tujuan mudah mencari pekerjaan atau membuka peluang usaha secara mandiri sesuai dengan disiplin ilmu yang didapat dari kampusnya.

Namun tidak banyak yang memahami, jika ilmu yang sudah dipelajari sampai ke jenjang Perguruan Tinggi dan lulus bergelar Sarjana, bukan jaminan saat sudah ‘terjun’ dan berbaur dengan masyarakat, setidaknya hal ini yang dirasakan oleh Hafid Hafiludin, pemuda 25 tahun yang lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember.

Bukannya menjadi seorang Jurnalis atau analis media yang linier dengan apa yang dipelajari di kampusnya, justru pemuda asal Pamekasan Madura ini menggeluti profesi barunya sebagai seorang terapis bekam, bahkan dengan usahanya yang sudah digelutinya selama 4 tahun ini, Hafid bisa mempekerjakan 2 karyawan.

“Alhamdulillah, dengan usaha saya yang sekarang, saya bisa mencukupi kebutuhan saya sehari hari, dan bisa membuka lapangan kerja,” ujar Hafid saat ditemui kuasarakyat pada Selasa (5/10/2021) di tempat usahanya di Jl. Sumatra, Tegal Boto Lor, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember.

Hafid menceritakan, bahwa usahanya membuka terapis bekam, berawal dari dirinya untuk bisa membayar uang kuliah, dimana saat itu dirinya mengalami kesulitan keuangan, dan tidak ingin menyusahkan orang tuanya.

“Ya awalnya coba coba mencari tambahan uang saku, dan untuk membayar uang kuliah, ternyata kerja sampingan sambil kuliah,” ujar pemuda yang kini sudah mengantongi sertifikat yang dikeluarkan oleh PBI (Perkumpulan Bekam Indonesia) untuk melakukan praktik bekam.

Lantas apakah dengan menjalani usahanya yang tidak linier dengan ilmu yang dipelajari saat kuliah orang tuanya mendukung?, Hafid mengatakan jika orang tuanya sangat mendukung dengan usahanya yang sudah digelutinya ini.

“Orang tua tidak mempermasalahkan dengan usaha saya, awalnya sempat tanya juga sih, tapi setelah mendapat penjelasan, akhirnya orang tua memahami dan mendukung usaha saya ini,” ujar Hafid.
Kini dengan usahanya tersebut, selain bias menggaji 2 karyawannya, ia juga akan mengembangkan usaha tersebut dengan membuka cabang di beberapa tempat di Jember, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak lagi.

Lantas berapa penghasilannya dari menjadi terapis bekam? tanpa basa-basi Hafid menyebut nominal antara 50 ribu hingga 150 ribu untuk sekali terapi, tergantung jumlah titik yang dibekam. “Kalau hasilnya tergantung mas, biasanya saya mematok tarif antara 50 hingga 150 ribu perorang, tergantung berapa banyak titik bekamnya, dan sehari untuk saat ini rata-rata melayani 5 sampai 8 orang,” pungkas Hafid. (bryan/Ma)

Writer: BryanEditor: Ma
Comment1,467 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.