Perempuan Terobos Istana Bawa Pistol, Mahfud Md: Bukti Paham Radikal Masih Ada

Comment968 views
  • Share

Jember, Kuasarakyat.com – Menkopolhukam Mahfud Md menyebut adanya aksi perempuan coba terobos istana negara sambil bawa pistol adalah bukti bahwa faham radikalisme masih ada di Indonesia.

Menurut Mahfud, perlu memberikan penguatan kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa yang masih duduk di tingkatan pendidikan untuk diberi pemahaman tentang nilai dasar Pancasila.

” Kemarin ada seorang perempuan yang menerobos istana negara dengan membawa pistol FN itu. Itu sebagai bukti, bahwa radikalisme itu masih ada,” kata Mahfud.

Menurutnya, faham radikalisme itu akarnya adalah ketidakmauan menerima kesepakatan hidup bernegara.

“Bentuknya ada yang suka mencibir orang lain yang berbeda, ada yang masuk ke kurikulum menyusup ke lembaga pendidikan. Ada juga yang masuk ke tindakan kekerasan mengancam, mengebom dan sebagainya,” ujar Mahfud.

Namun demikian, terkait aksi perempuan yang mencoba menerobos istana negara itu. Kata Mahfud, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif ataupun alasan dari dilakukannya aksi itu.
” Kita tunggu dulu , perlu ada penyelidikan lebih mendalam, ” Kata dia.

Dia menilai radikalisme dapat diartikan sebagai suatu sikap penolakan, bahwa yang benarbl hanya ideologinya sendiri, dan paham (ideologi) yang sudah disepakati harus dibongkar dengan berbagai cara.

Untuk menyikapi penyebaran faham radikalisme dinilai masih ada itu, kata dia, perlu diberikan penguatan dan pemahaman secara keilmuan.

“Maka dimulai dari berbagai lembaga pendidikan, dan juga di rumah. Bahwa negara ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kepada kita kesempatan untuk maju seperti sekarang. Nilai dasarnya adalah Pancasila sebagai kesepakatan bersama. Kalau dalam bahasa agama itu Pancasila itu Janji suci untuk hidup bersama. Itu nilai dasarnya,” kata Mahfud.

Selanjutnya, Mahfud menambahkan perlu melakukan kampanye bahwa Negara Indonesia dengan dasar Pancasila merupakan kesepakatan yang utuh.

“Kita kampanyekan, bahwa Indonesia tanpa kesepakatan yang sudah ada sekarang itu. Maka akan membahayakan dengan masuknya paham radikalisme, bagi masa depan kita semuanya,” pungkas Mahfud. (Gusti)

Writer: GustiEditor: Supriadi
Comment968 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.