Oleh Moch Eksan
Di tengah-tengah kunjungan kerja ke Washington DC Amerika Serikat, Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri berbelanja buku di Second Story Books pada Senin, 11 November 2024. Momentum berharga ini diupload oleh Sekretaris Pribadi Prabowo, Rizky Irmansyah di akun instagramnya.
Menurut Rizky, Prabowo bisa berburu buku tatkala kunker dimanapun, baik di dalam maupun di luar negeri. Kebiasaan ini menguak hubungan Prabowo dan buku yang kulino sejak masih belia sampai sudah tua sekarang.
Prabowo mengakui bahwa ia tumbuh bersama buku-buku sejak belia. Perpustakaan pribadinya di Hambalang menjadi tempat paling favorit sekadar duduk dan tidur santai sambil membaca.
Membaca buku, kata Prabowo, membawa fikiran kita mengembara ke seluruh pelosok dunia, dengan tetap tak beranjak dari tempat kita membaca. Kita bisa belajar pada pengalaman orang-orang terdahulu dalam mengelola dunia.
Bahkan, Pramoedya Ananta Toer mengatakan buku adalah jendela dunia. Mengapa demikian, sebab dengan membaca buku kita dapat membuka wawasan dan pengetahuan baru, memperluas ilmu pengetahuan, menjejalagi dunia tanpa bepergian, meningkatkan kecerdasan, dan menjadi sumber hiburan dan relaksasi.
Seperti Kakek dan Ayahnya, RM Margono dan Prof Soemitro, Prabowo juga menulis sejumlah buku sebagai bukti dari kompetensi literasi yang sangat baik. Seperti judul buku berikut ini:
1. Komando: Mengabdi Negara dan Bangsa, 1998.
2. Saya Tak Pernah Berkhianat, 2009.
3. Kembalikan Indonesia, Haluan Baru Keluar dari Kemelut Bangsa, 2004.
4. Komentar dan Pendapat Detik-detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006.
5. Membangun Kembali Indonesia Raya, 2013.
6. Surat Untuk Sahabat, 2013.
7. Indonesia Menang, 2018.
8. Paradoks Indonesia dan Solusinya, 2023.
9. Kepemimpinan Militer, Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, 2023.
10. Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, 2023.
11. Prabowo Rekam Foto Sang Patriot, 2024.
Dari 11 buku di atas, Prabowo lebih suka menyebut dirinya “Sang Patriot” yang sedang mendapat mandat rakyat untuk melakukan transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Prabowo sangat sadar bahwa untuk menuju Indonesia maju dan makmur, negeri ini harus membangun kembali Indonesia Raya. Berbagai paradoks Indonesia harus dicarikan solusi yang cepat dan tepat, sehingga terwujud Indonesia menang.
Sebelum itu, Prabowo telah melakukan introspeksi dan koreksi diri secara simultan. Satu sisi memutihkan berbagai tuduhan keterlibatannya sebagai dalang kerusuhan Mei 1998.
Dan sisi lain, Prabowo membersihkan nama baiknya sebagai orang yang dituding paling bertanggungjawab terhadap kasus penculikan aktivis dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada rezim Orde Baru.
Namun demikian, masih ada sebagian anak bangsa yang mempersoalkan beban politik masa lalu Prabowo, sekalipun bersamaan dengan perjalanan waktu, mayoritas telah memiliki pandangan baru yang positif terhadap Prabowo.
Hal ini bisa dilihat dari judul buku yang ditulis para intelektual tentang Prabowo, baik dilihat dari sosok, pemikiran maupun tindakannya. Di antaranya, sebagai berikut:
1. Buku Putih Prabowo, Kesaksian Tragedi Mei 1998 (Majalah Berita Populer Totalitas, Tangerang, 2000).
2. Habibie, Prabowo, Wiranto Bersaksi (Tim Kick Andy, Mediakita, 2006).
3. Prabowo, Sang Kontroversi (Erros Djarod, Agromedia Pustaka, 2006).
4. Prabowo Subianto The Rising Star, Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera (Herdi Sahrasad, Kepustakaan Populer PSIK Paramadina, 2009)
5. Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal (Ade Ma’ruf, Ar-ruzz Media, Yogyakarta, 2013).
6. Prabowo Presidenku (Tamrin Dahlan, Aryunung Sejahtera, Yogyakarta, 2013).
7. Prabowo Subianto Sang Pemimpin Sejati (Wahyu Triono KS, Sugiat Santoso dan Robi Anugrah, Pasopati, 2014).
8. Diculik Prabowo! (Hazmi Srondol, Limau, Jakarta Timur, 2014).
9. Prabowo Macan Asia Harapan Bangsa (Susilo Pranata, Palapa Yogyakarta, 2018).
10. Prabowo Subianto dalam 67, Tuturan Emak-emak;(Imelda Bachtiar, KGN (Koperasi Garudayaksa Nusantara, 2018).
11. Prabowo dari Cijantung Bergerak Ke Istana (Femi Adi Soempena, Galang Press, 2019).
12. Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa (Sugiat Santoso, Prenada Media, 2023)
13. Lucunya Prabowo, Tegas, Santuy, Ikhlas dan Senyumin Aja (Ahmad Subagyo dan Sunano, Kompas, November 2023).
14. Buku Hitam Prabowo Subianto: Sejarah Kelam Reformasi 1998, (Azwar Furgudyama, Phoenix Publisher, Yogyakarta, 2023)
15. Gatot Kaca dalam Diri Prabowo (Bung Fai, Guepedia, 2024)
16. The Prabowo Mind, The New Indonesia Economic 5.0 Manifesto (Frans Meroga Panggabaean, Bayu Endro Winarko, Mata Nara Progresif, 2024).
Dari 16 buku di atas, penulis buku tentang Prabowo dapat dibagi menjadi 3 klaster. Pertama, para pembenci, seperti Hazmi Srondol dan Azwar Furgudyama.
Kedua, para kritikus, seperti Tim Andy F Noya dan Erros Djarod.
Dan ketiga, para pencinta, seperti Herdi Sahrasad, Ade Ma’ruf, Tamrin Dahlan, Wahyu Triono KS, Sugiat Santoso, Susilo Pranata, Imelda Bachtiar, Femi Adi Seompena, Ahmad Subagyo, Sunano, Bung Fai, Frans Meroga Panggabaean, dan Bayu Endro Winarko.
Judul buku dan latar belakang penulis yang beragam di atas, menunjukkan peta bumi intelektual Prabowo.Ternyata, intelektual yang anti Probowo adalah kelompok minoritas yang tak mau move on dari sejarah masa lalu yang framing untuk mendiskreditkan Prabowo. Mereka adalah sekelompok orang yang menjadikan Tragedi Mei 1998 sebagai komoditas politik yang membunuh karakter politik Prabowo.
Ada intelektual yang netral mencoba obyektif terhadap rekam jejak Prabowo, dulu, kini dan nanti. Mereka menyajikan informasi tentang Prabowo dengan berimbang dan obyektif tanpa pretensi untuk membenarkan atau menyalahkan. Prabowo ditempatkan dalam diskursus studi tokoh yang otentik dan original.
Dan terdapat pula, intelektual pro Prabowo yang merupakan kelompok mayoritas yang menggelorifikasi sepak terjang dan prestasinya di militer, dunia usaha dan politik. Mereka yang mempersonifikasi Prabowo sebagai pemimpin sejati, macan Asia, sang rising star, sang pemersatu bangsa dan seterusnya.
Yang pasti, Prabowo sesungguhnya telah menjadi teks politik Indonesia modern dalam tiga dekade terakhir. Studi tentang Prabowo pasca jadi presiden pasti akan semakin semarak. Banyak mahasiswa SI, S2 dan S3 yang punya minat studi untuk menjadikan Prabowo sebagai obyek penelitian.
Berdasarkan hasil penelusuran mesin pencarian Google, ditemukan publikasi hasil penelitian tentang Prabowo dari mahasiswa dan dosen dari berbagai kampus. Dan rerata topik yang diangkat adalah personal branding, retorika, gaya komunikasi, dan marketing politik. Antara lain:
1. Analisis Semiotika Iklan Prabowo Subianto Pada Partai Gerindra Dalam Pemilihan Legislatif 2009, Cardoso S Julio, Herru Prasetya Widodo, Carmia Diahloka, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribuana Tunggadewi Malang, 2009
2. Politik Pencitraan Partai Gerindra Terhadap Prabowo Subianto Pada Pilpres 2009, Ridho Abdi Winahyu, Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012
3. Perbandingan Retorika Prabowo Subianto dan Joko Widodo Dalam Debat Calon Presiden 2014 (Studi Kasus Retorika Debat Calon Presiden 2014 Mengenai Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial), Heru Ricky, Dr MC Ninik Sri Rejeki, MSi, Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Atma Jaya Yogjakarta, 2014
4. Personal Branding Prabowo Subianto (Analisis Kuantitatif Personal Branding Prabowo Subianto di Situs Berita Online Republika.co.id dan Tempo.co.id Tanggal 9 Juni-9 Juli 2014), Hendro Agus Prakoso, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
5. Prabowo Subianto dan Soekarnoisme, Gentri FP Amalo, Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip Undip, 2014
6. Komunikasi Kepemimpinan Prabowo Subianto Pada Fanpage Facebook, Dudi Rustandi, Program Studi Hubungan Masyarakat Politehnik LP3I Bandung, 2015.
7. Prabowo Subianto Dalam Penilaian Generasi Milenial Pasca Pernyataan Kontroversial Pada Pemberitaan Portal Online, Chairunnisa Widya Priastuti, Universitas Sebelas Maret, 2019.
8. Manajemen Kesan Prabowo Subianto (Studi Kasus Kampanye Politik Prabowo Subianto Dalam Masa Kontestasi Pemilu Presiden 2019), Dinda Fajiria, Ummi Salamah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021.
9. Studi Komparasi Framing Pemberitaan Pernyataan Prabowo Subianto Mengenai Tampang Boyolali Antara Tempo.co Dengan Detik.com, Moch Fadhli Dzil Iqbal, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
10. Analisis Personal Branding Prabowo Subianto Pada Kampanye Pilpres 2024: Studi Kasus Akun Instagram@Prabowo, Bryan Ardiansyah dan Syaifuddin Zuhri, Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UM Tapsel, 2024.
11. Dalam Bayang-bayang Maskulinitas: Studi Kasus Branding Politik Prabowo Subianto, Wahyu Triyogo, Edi Suwignyo, M Zacky Al Hosen, Eddi Kurnianto Saptawan, Universitas Paramadina, 2024.
12. Analisis Komunikasi Politik Prabowo Subianto di Media Sosial Menjelang Kontestasi Pemilihan Presiden 2024, Agil Tri Julianto Rizki, Elza Andio Harris dan Zakariya Putra Soekarno, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya, 2024.
13. Strategi Personal Branding Prabowo Subianto Dalam Membangun Citra Politik di Media Sosial Instagram (Studi Fenomenologis Pada Pemilihan Presiden 2024), Elis Yulianti, I Dewa Kade Sucipta, Harys Kristanto, Universitas Sains Indonesia, 2024.
14. Analisis Citra Politik Gemoy Capres Prabowo Subianto Menjelang Pilpres 2024, Dewi Sumsari, Saya Izomiddin, Erik Darmawan, Program Studi Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2024.
15. Strategi Marketing Politik dan Personal Branding Prabowo Subianto Dalam Pemilu Presiden 2024, Ilham Kurniawan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2024
16. Pengaruh Personal Branding Prabowo Subianto Terhadap Intensi Memilih Gen Z Pada Pemilu Tahun 2024, Zam Zahira Azka Diva Syaharani Putri, Yulita Nilam Fridiyanti, Prodi Ilmu Politik Fisip Universitas Wahid Hasyim Sampangan Semarang, 2024
17. Analisis Perbandingan Manajemen Impresi Pada Instagram Prabowo Subianto Pada Masa Pemilihan Presiden 2019 dan 2024, Affan Prasetyo Herlambang, Universitas Indonesia Jakarta, 2024.
Hasil penelitian di atas, mengkonfirmasi bahwa Prabowo adalah sosok yang seksis bagi para peneliti. Mereka tertarik dengan gaya komunikasi Prabowo yang mirip dengan Bung Karno dalam pidato.
Retorika Prabowo termasuk jenis deliberatif yang menggugah kesadaran, membangkitkan semangat, dan mendorong tindakan bersama untuk melakukan transformasi bangsa.
Pemutaran iklan politik Prabowo yang masif di berbagai Televisi Nasional bagaikan dua sisi mata uang. Satu sisi iklan itu merupakan personal branding bagi Prabowo sebagai pemimpin. Di sisi lain, iklan politik Prabowo merupakan branding bagi Gerindra sebagai kendaraan politiknya meraih kekuasaan.
Untuk itu, Prabowo menggunakan political marketing dalam mengkampanyekan diri dan gagasan memimpin Indonesia yang penuh paradoksal.
Prabowo telah menyiapkan strategi transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Dengan manajemen imprasi yang baik, maka menimbulkan intensi bagi para pemilih untuk mencoblos Prabowo.
Semua ahli ilmu komunikasi di atas berkesimpulan bahwa kunci keberhasilan Prabowo pada Pilpres 2024 karena personal branding sebagai presiden Gemoy yang lucu dan menggemaskan.
Seorang kakek-kakek yang gokil, sehat, kuat, tegas, santuy, ikhlas dan murah senyum. Meski lawan politik merujaknya dalam debat presiden dengan skor 11 dari skala nilai 100.
Sebagai kesatria yang banyak diilhami buku The Warrior of The Light karya Paulo Coelho, Prabowo menemukan jalan atas kegagalan demi kegagalan dalam pilpres, dengan berjuang bersama koalisi besar tanpa mengenal lelah sehingga cita-cita menjadi presiden terwujud jua.
Moch Eksan adalah Pendiri Eksan Institute dan Penulis Buku “Kerikil Dibalik Sepatu Anies”.
BACA JUGA : https://kuasarakyat.com/presiden-o8-sang-penakluk-sejarah-presidensial/